Indosiana.com – Sebentar lagi, Stasiun Kayu Tanam akan menjadi saksi dari perayaan megah Galanggang Arang Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) edisi ke-7.
Acara bertajuk “Anak Nagari Merayakan Warisan Dunia” ini akan digelar pada 28-29 November 2023 di Stasiun Kayu Tanam, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Padang Pariaman.
Menurut Mahatma Muhamad, kurator Galanggang Arang Stasiun Kayu Tanam WTBOS, acara ini akan menjadi panggung bagi tradisi budaya anak nagari se-Padang Pariaman dan sekitarnya.
Rangkaian kegiatan meliputi Pameran Kuliner dan UMKM, Dialog Warisan Budaya, Lomba Layang-Layang Darek, hingga Pergelaran Seni Budaya dan Tradisi Arak Bajamba.
“Kami telah mengadakan beberapa rangkaian pra-kegiatan seperti Goro Baro pada tanggal 24 November 2023, yang merupakan kerja bakti anak nagari membersihkan kawasan WTBOS. Dan hari ini, kami menggelar lokakarya,” ungkap Mahatma pada konferensi pers (27/11).
Salah satu lokakarya yang menjadi sorotan adalah “Respon WTBOS dalam Komposisi Musik Perkusi Kureta Mandaki”. Lokakarya ini melatih 147 petambuh gandang tansa dari 21 sanggar di kabupaten Padang Pariaman untuk penampilan kolosal Tambua Tansa Kureta Mandaki pada pembukaan Galanggang Arang di Stasiun Kayu Tanam.
“Pengetahuan tentang Kereta Mak Itam dan jalur kereta di WTBOS telah menjadi inspirasi bagi komposisi musik Perkusi Kureta Mendaki. Hal ini telah menjadi bagian dari warisan musik para seniman gandang tambua di Sumatera Barat selama puluhan tahun,” jelas Mahatma.
Tujuan utama Galanggang Arang ini adalah untuk menghidupkan kembali nilai-nilai universal dari WTBOS, melibatkan masyarakat dan dunia, serta memanfaatkannya sebagai sumber pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang mendukung ketahanan budaya dan kesejahteraan masyarakat.
Acara ini juga akan diramaikan oleh belasan sanggar seni anak nagari, seperti Darak Badarak, Sanggar Warih Bajawek, Komunitas Seni Nan Tumpah, dan lainnya. Pameran seni rupa dan arsip oleh seniman-seniman ternama Sumatera Barat juga akan menjadi daya tarik tersendiri.
Ada juga keistimewaan di KA Lembah Anai dengan pameran seni rupa di atas gerbong kereta, yang menjadi hal baru pertama kali dilakukan di Sumatera.
“Kami memberikan pengalaman unik kepada pengunjung dengan pengapresiasian karya seni perupa Sumatera Barat di atas kereta yang berjalan di jalur WTBOS. Untuk mendukung hal ini, keberangkatan menggunakan Kereta Api Lembah Anai pada tanggal 28 dan 29 November 2023 akan digratiskan,” tambah Mahatma.
Tiket gratis ini disponsori oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Kemendikbudristek dan bisa diperoleh dengan mengikuti akun Instagram @galanggangarang dan @bpk3sumbar.
Sementara itu, Olimsyaf Putra Asmara juga turut berkontribusi melalui mural tentang WTBOS yang dibuatnya dengan bantuan anak nagari Kayu Tanam di kantor Korong Pasa Tangah. Ini dilakukan untuk memperkuat narasi kepemilikan anak nagari terhadap warisan budayanya sendiri.
Pameran kuliner dan UMKM akan menampilkan 16 UMKM dari anak nagari se-Kabupaten Padang Pariaman dengan produk olahan durian sebagai icon dari nagari Kayu Tanam, bersama dengan berbagai hasil kerajinan lainnya.
Nanda Andika Saputra, Ketua panitia Galanggang Arang #7, mengatakan bahwa perhelatan ini merupakan panggilan bagi anak nagari untuk merayakan warisan mereka yang telah diakui dunia.
Kebanyakan anggota panitia kegiatan ini berasal dari anak nagari Kayu Tanam, termasuk dirinya.
“Keberadaan jalur kereta telah mendorong perkembangan aktivitas sosial budaya dan ekonomi masyarakat setempat. Galanggang Arang ini adalah dorongan bagi anak nagari untuk semakin optimis mengembangkan daerahnya, terutama yang berada di kawasan WTBOS,” tutur Nanda. (27/11)
Sekilas Profil Stasiun Kayu Tanam
Stasiun Kayu Tanam Kabupaten Padang Pariaman terletak di Zona B WTBOS, menjadi bagian jalur kereta penghubung kota Sawahlunto dan pelabuhan Emmahaven (Teluk Bayur).
Jalur ini melintasi beberapa kabupaten kota lainnya seperti Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang.
Sejak abad ke-19, Stasiun Kayu Tanam telah berdiri kokoh. Meskipun dulunya memiliki delapan jalur kereta api aktif, kini hanya melayani satu kereta, yaitu KA Lembah Anai dengan rute Kayu Tanam-Duku-Bandara Internasional Minangkabau.
Stasiun Kayu Tanam memainkan peran penting sebagai titik awal dari jalur rel gerigi yang menghubungkan Kayu Tanam dengan Padangpanjang.
Sayangnya, jalur ini tidak lagi beroperasi karena sarana kereta api di jalur tersebut tidak tersedia lagi.
Melalui perhelatan Galanggang Arang #7 ini, Stasiun Kayu Tanam kembali hidup sebagai pusat perayaan budaya dan warisan yang menginspirasi anak nagari untuk terus membanggakan dan melestarikan warisan budaya mereka. [*]