Indosiana.com – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) Padang bersama Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) UIN Imam Bonjol Padang menyelenggarakan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar, sebuah inisiatif pendorong literasi digital guna menyongsong pemilihan umum 2024. Acara berlangsung di Aula FUSA UIN Imam Bonjol Padang, Sungai Bangek, dengan dihadiri oleh lebih dari 130 mahasiswa dari FUSA UIN Imam Bonjol.
Dr. Amril Amhani, M.Ag Kaprodi Akidah Filsafat Islam (AFI) UIN IB, menjelaskan bahwa kolaborasi ini dengan Mafindo Padang bertujuan untuk melatih kritisitas mahasiswa agar mampu menghindari hoaks. Dia menyoroti pentingnya pemahaman tentang informasi pemilu dan pengetahuan tentang tahapan pemilihan umum untuk menghindari penyebaran berita palsu.
Sesi pertama diisi dengan pemaparan mengenai informasi pemilu oleh Muhammad Khadafi, S.Kom, Komisioner Bawaslu Sumbar, dan Riki Eka Putra, A.md, Ketua KPU Padang. Riki menekankan urgensi pemahaman tahapan pemilu guna melawan berita bohong, sementara Khadafi menyoroti pentingnya kolaborasi antar-stakeholder untuk mewujudkan pemilu yang adil dan jujur.
Diskusi kelompok dilanjutkan bersama 10 fasilitator relawan Mafindo Padang, membahas topik pemilu, suara remaja, serta strategi penanggulangan hoaks terkait pemilu.
“Kelas kebangsaan ini merupakan bagian dari program Tular Nalar oleh Mafindo yang didukung oleh Google.org,” ungkap Feni Mardian, koordinator Mafindo Padang. “Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan literasi dan pendidikan bagi para mahasiswa sebagai pemilih pemula, memberikan pelatihan berpikir kritis dalam mengidentifikasi serta mencegah penyebaran hoaks, misinformasi, dan ujaran kebencian terkait pemilu.”
Salah satu peserta, Karen Kalista, mengungkapkan manfaat kegiatan ini bagi mahasiswa. “Kegiatan ini telah memperluas pengetahuan saya mengenai hoaks dan strategi untuk melawannya. Harapannya, kegiatan semacam ini dapat diteruskan ke fakultas lainnya.”
Sekolah Kebangsaan Tular Nalar menjadi tonggak penting dalam membangun pemahaman yang kokoh dan kritis terhadap informasi di era digital, khususnya dalam persiapan menghadapi proses pemilihan umum yang akan datang. [*]