Memahami Gelagat Skizofrenia dan Cara Mengatasinya

Kasus pembunuhan balita oleh ibu kandung di Bekasi menyorot pentingnya memahami gelagat skizofrenia agar bisa ditangani sejak dini. Berikut penjelasan lengkap tentang ciri-ciri, gejala, serta penanganan skizofrenia.
Ilustrasi: skizofrenia

Indosiana.com – Kasus pembunuhan sadis terhadap seorang balita berinisial AAMS (5) oleh ibu kandungnya sendiri, SNF, di Bekasi, Jawa Barat, membuka mata masyarakat akan pentingnya memahami gelagat skizofrenia. Berdasarkan pemeriksaan psikologi, SNF disimpulkan mengidap gangguan mental skizofrenia saat melakukan aksi kejinya itu.

Dalam kasus ini, keluarga terdekat diduga kurang tanggap mengenali tanda-tanda skizofrenia yang dialami SNF sejak dini. Padahal, menurut psikolog Ayu Kyla, penderita skizofrenia biasanya sudah menunjukkan gejala sejak usia 16 hingga 30 tahun.

“Kalaupun berkomunikasi, penderita skizofrenia tidak mudah untuk dipahami. Mereka selalu berputar-putar dan merasa apa yang didengar atau dilihat itu benar menurut mereka,” terang Ayu.

Mengutip penjelasan dr. Sullivan, berikut ini ciri-ciri dan gejala utama skizofrenia yang perlu diwaspadai:

  1. Halusinasi
    Gejala klasik skizofrenia adalah halusinasi, terutama halusinasi pendengaran seperti mendengar suara-suara atau musik. Halusinasi visual seperti melihat ledakan warna atau orang yang tak ada juga bisa terjadi.
  2. Delusi
    Delusi adalah cerita yang dibuat penderita untuk memahami kondisi pikirannya yang tidak normal. Ini berbeda dengan halusinasi yang murni khayalan.
  3. Berpikir dan Berbicara Tidak Teratur
    Penderita skizofrenia seringkali kesulitan berkomunikasi dengan jawaban berbelit-belit, meloncat topik secara tiba-tiba, atau menciptakan kata tanpa makna.
  4. Agitasi
    Gerak-gerik tidak teratur seperti gelisah, bergerak tanpa sebab, atau impulsif juga menandakan skizofrenia.
  5. Perilaku Motorik Abnormal
    Perilaku abnormal seperti bertingkah bak anak kecil, agitasi mendadak, tidak merespons instruksi, postur tubuh aneh, hingga gerakan berlebihan adalah ciri khas skizofrenia.

Untuk penanganannya, penderita skizofrenia membutuhkan pengobatan antipsikotik untuk mengendalikan gejala dengan mempengaruhi dopamin di otak. Terapi psikologi dan dukungan keluarga juga penting untuk membantu mengatur pola pikir serta mengatasi stres dan gejala.

Dengan pengetahuan yang memadai, diharapkan kasus tragis seperti di Bekasi tidak terulang lagi. Penanganan dini pada penderita skizofrenia sangat penting untuk mencegah hal-hal tidak diinginkan terjadi.