Manasik Haji di Miniatur Makkah

Kota Padang boleh dikatakan memiliki beragam objek wisata. Mulai dari wisata pantai, wisata alam, wisata sejarah, hingga wisata Islami.

Objek wisata islami yang lebih dikenal sebagai lokasi manasik haji ini, merupakan miniatur tanah suci Makkah, tempat seluruh umat Islam dari berbagai penjuru dunia, menunaikan ibadah haji. Jika dibandingkan dengan kondisi kota Makkah, memang luasnya jauh berbeda, namun, begitu memasuki kawasan ini, nuansa Islaminya sangat kental.

Seperti diketahui, kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah. Dan pada tanggal 9 Dzulhijjah, bermalam di Muzdalifah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah. Tahapan inilah yang diinterpretasikan melalui lokasi manasik haji, di kawasan Lubuk Minturun ini.

Pada pintu gerbang, terdapat tugu yang diatasnya terdapat Al-quran raksasa yang terbentang megah. Coba kita teliti satu persatu. Mulai dari bagian depan kawasan ini, terdapat dua batu besar. Salah satunya bertuliskan nama pendiri lokasi manasik haji ini yaitu H.Nurli Zakir dan Hj. Asmaridha, serta tanggal pendirian lokasi ini yaitu 13 Desember 2000 lalu.

Pemandangan bukit yang hijau, akan memanjakan mata Anda. ditambah lagi hamparan rumput, diselingi pasir layaknya padang pasir, dengan bebatuan besar, yang menandakan setiap perhentian muslim, dalam menyelenggarakan haji. Nun di pojok kiri kawasan ini, berdiri indah bangunan Masjid Nurzikrillah, yang digunakan oleh masyarakat untuk beribadah dan untuk manasik haji, karena di dalamnya dilengkapi dengan miniatur ka’bah. Menurut salah seorang penjaganya, Masjid ini hanya dibuka ketika waktu-waktu shalat saja.

Pada bagian samping Masjid ini terukir kembali tulisan kapan pendirian Masjid, serta siapa saja yang menghadirinya. Melanjutkan perjalanan, Anda akan melihat bongkahan-bongkahan batu yang bertuliskan nama-nama kawasan di Kota Mekkah, salah satunya adalah Arafah.

Di tengah kawasan, terdapat sebuah jembatan kecil, yang diatasnya terdapat tiga buah tugu, melambangkan tempat umat Islam melempar jumrah, Al-Ula, Al-Wustha, Al-Aqabah. Dan di samping jembatan berwarna biru tersebut, Anda akan menjumpai miniatur terowongan Mina, yang menjadi persinggahan saat menunaikan ibadah haji.

Sedangkan miniatur bukit Safa dan Marwah, yang menjadi tempat tahapan sa’i ibadah haji, atau berlari kecilpun ada di sini. Selain dijadikan tempat manasik haji, lokasi ini juga kerap didatangi masyarakat, untuk berwisata. Karena, selain tempat yang masih alami dengan udara segarnya, juga menyediakan salah satu keunggulan Allah lainnya, yaitu menciptakan makhluk unik, berupa ikan jenis…..yang ukurannya sebesar manusia. Ikan ini dipelihara di dalam sebuah kolam persis di atas jembatan melempar jumrah tadi.

Biasanya, ikan ini akan muncul ke permukaan, jika pengunjung melemparkan kacang atom atau makanan ringan lainnya. “Kalau makanannya sih ikan kecil dan daging,” ungkap penjaga lokasi manasik haji ini, Syamsuardi Jar. Lenggak-lenggok ekor ikan berwarna kuning keemasan bercampur perak ini akan membuat Anda tak jemu-jemu memandangnya.

Soal alternatif kendaraan, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi melalui jalur bypass Kota Padang, menuju simpang Lubuk Minturun, dengan alokasi waktu sekitar setengah jam dari pusat kota. Atau jika Anda memilih menggunakan kendaraan umum, Anda bisa menaiki kendaraan jurusan Lubuk Minturun bercat kuning, dengan ongkos sekitar Rp2000-Rp2.500. oya… uang masuk lokasai tidak ada kok, hanya biaya sekadarnya saja.(*)