Kipang Puluik

Kipang Puluik

Tak mau kalah dengan daerah lain, Solok Selatan pun punya kuliner khas. Oleh-oleh yang sering jadi sasaran para tamu yang datang ke daerah ini, diantaranya kipang puluik. Cemilan asli Solsel itu, cukup unik dibanding made in daerah lain. Kriuk-kriuk gurih renyah..

Kipang puluik termasuk makanan tradisional yang merakyat. Tak sulit menemukan tempat penjualan makanan khas tersebut. Di pusat oleh-oleh saribu rumah gadang, kawasan Pasirtalang Muaralabuh, atau pada hari pasar. Alternatif lain, jika ingin sambil melihat proses pembuatannya, bisa langsung datang ke rumah produksi.

“Setiap pulang kampung, saya pasti bawa kipang puluik untuk oleh-oleh. Teman-teman dikantor kadang nitip dibelikan kipang. Makanan ringan asal Solsel, memang beda,”ungkap Narti yang mengaku selalu membawa kipang puluik, bila pulang ke Batam.

Busna Syarif, 52, salah seorang pengusaha oleh-oleh khas Solsel, mengatakan kipang puluik dari Solsel, gurihnya terkenal hingga ke negeri jiran, Malaysia. Dibawa konsumen untuk dijadikan sebagai oleh-oleh. Makanan yang terbuat dari campuran ketan, gula saka, minyak goreng, adas, dan vanilla telah menjadi simbol khas alam sarantau sasurambi.

“Padahal ada daerah lain yang merupakan kandangnya kipang, tapi pengakuan konsumen, kipang awak ko beda. Gurih-gurih nikmat,” timpal Busna, saat ditemui di rumahnya, Jorong Pakansalasa, Pauhduo, Jumat (17/7).

Bapak empat anak itu menjelaskan bisnis tersebut sangat menjanjikan. Selain kipang puluik, ia juga memproduksi cemilan khas seperti, kipang kacang, jagung goreng, kedele goreng, dan kripik pisang. Harga yang ditawarkan bervariasi. Rp5.000-6.500 per bungkus yang isinya 3 ons.

Memang, rasa merupakan hal utama yang menjadi pertimbangan pembeli. Akan tetapi, untuk bersaing tak kalah penting adalah kemasan yang menarik. Diakui Busna, hal tersebut merupakan kendala yang dihadapinya, sejak awal merintis usaha sekitar 1990. Beda halnya dengan oleh-oleh asal kota lain seperti Bukittinggi atau Jogja. Kemasan yang menarik menambah minat orang membelinya. Walau begitu, kipang puluik yang tahan hingga satu bulan itu, tetap memiliki cita rasa sempurna.

“Diskoperindag pernah berjanji akan membantu untuk kemasan kipang, agar lebih menarik,” harapnya.

Disinggung soal obsesinya memasarkan kipang puluik hingga ke pelosok nusantara, Busna mengatakan akan tetap optimis. Meski sekarang hanya ada dua lokasi tempat pajangan barang dagangannya, warung kecil di rumahnya dan toko pusat oleh-oleh saribu rumah gadang.

“Kondisi kini, karena modal awak kurang. Tapi awak yakin, suatu saat kipang puluik asli Solok Selatan, akan menjangkau hingga pasar luar negeri,” ujar Busna.(*)