Indosiana.com – Ketua DPRD Sumatera Barat, Supardi menyoroti kehidupan sederhana yang dijalani oleh tokoh-tokoh nasional asal Sumatera Barat dalam pidatonya pada acara Bimbingan Teknis DPRD Sumbar tentang Strategi Pemenangan Pemilu 2024 di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Supardi menekankan pentingnya nilai-nilai juang para tokoh politik masa lalu dari Sumatera Barat yang tidak hanya berjuang untuk kepentingan pribadi atau kelompok tetapi untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa sejumlah tokoh terkemuka ini hidup sederhana bahkan dalam kemiskinan setelah masa jabatannya berakhir.
Menurut Supardi, kehidupan sederhana para tokoh tersebut menggambarkan bagaimana mereka lebih mementingkan meninggalkan jejak kebangsaan dan kemajuan bangsa, bukan untuk memperkaya diri sendiri.
Ia juga menyebut bahwa acara Bimtek DPRD Sumbar bertujuan untuk mendekatkan anggota DPRD pada nilai-nilai perjuangan politik yang positif guna memenangkan hati rakyat untuk kemajuan daerah dan bangsa.
Nara Sumber Bimtek DPRD Sumbar, Pangi Syarwi Chaniago, seorang analis politik dan pengamat, mengungkapkan bahwa dalam konteks politik saat ini. Uang masih mendominasi keterpilihan terutama di daerah dengan masyarakat berpendapatan rendah.
Ia juga menyebut bahwa politik gagasan, kerja nyata, dan rekam jejak menjadi modal penting bagi pemilih yang rasional.
Pangi menyoroti bahwa di Sumbar, pemilih cenderung memiliki preferensi sosiologis yang bersifat lebih tradisional seperti penampilan, agama, atau keberadaan di satu kampung.
Sementara kepercayaan terhadap partai politik hanya memiliki pengaruh sebesar 13 persen.
Sekretariat DPRD Sumbar, Raflis menjelaskan bahwa kegiatan Bimbingan Teknis (Bintek) DPRD Sumbar dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak dihadiri oleh seluruh anggota dewan karena sebagian telah menjalani kegiatan bimtek kepartaian.
Ia juga menekankan pentingnya melanjutkan jejak para pemikir nasional Sumatera Barat yang hidup sederhana dan miskin setelah masa jabatan mereka.
Pangi menyoroti bahwa dalam politik, meskipun uang masih memainkan peran dominan, nilai-nilai seperti rekam jejak dan politik gagasan tetap memiliki pengaruh yang signifikan. [*]